Home » » Jendolan

Jendolan

Ada yang suka, ada juga tidak, dan ada di antara keduanya yang biasa-biasa saja. Untuk kata biasa-biasanya tak perlu perdebatan, sebagaimana halnya antara yang suka maupun yang tidak, sebuah perdebatan yang tak akan bertemu benang mereh apalagi jika keduanya benar-benar memliki sifat fanatik. Lalu untuk apa mereka berdebat, tanyakan saja pada mereka.

Sebagimana halnya obralan yang sudah acap kali mereka lakukan. Pagi itu, rutinitas kembali terjadi, sambil bersantai setelah bergelut dengan dapur. Apa yang mereka obrolkan dari persoalan masakan, si anu, dan tak ketinggalan persolan Negara, sebagaimana mereka bertanya-tanya tentang dengan perasaan aneh dengan di bawah kelopak mata SBY, di bawah kelopak yang membentuk jendolan, dan saat mereka menyaksikan kala SBY berbicara di hadapan para kader partai Demokrat, ia sedang berbicara menjadi seorang pembina dari partai demokrat.

Selintas tentangnya mewarnai obralan pagi hari itu, obralan para ibu-ibu. Dari satu hingga menjadi obralan yang hangat diantara mereka. Memang jika kita umpamakan bahwa SBY adalah sebuah teks maka tak akan lepas dari sang penafsir teks tersebut. Apa yang hendak ditafsirkan adalah hak dari sang penafsir itu sendiri, walaupun pada akhirnya bersifat multi tafsir.

Meraka yang berbincang mempertanyakan perihal jendol kelopak mata SBY, Tak hanya itu, perbincangan mereka yang ngalor-ngidul merembat pada tentang bendahara partai demokrat Nazaruddin. Mereka menggunjing perihal bendahara tersebut, “gregetan dah, gw,” dengan tampang penuh sewot ujar salah satu ibu tersebut.

Lalu obral kembali pada persolan jendolan di bawah kelopak mata. dengan pertanyaan-pertanyaan. Apakah karena ia kurang tidur? lantas apa yang mengakibatkan ia kurang tidur? mungkinkah karena otaknya digunakan untuk berpikir keras, sehingga ia merasa tak nyaman untuk tidur. kurang lebih begitulah sebuah obrolan kecil yang saya tangkap dari ibu-ibu.

Jika benar bahwa SBY merasakan kurang nyaman untuk tidur tentunya sesuatu yang perlu kita berikan tepuk tangan. Karena ia merupakan sebuah pemimpin negara yang sudah sepatutnya memikirkan rakyatnya, rakyatnya yang berharap hidupnya sejahtera, atau juga dipusingkan karena kasus korupsi.

Namun, dalam persaolan yang dalam bahasa kerennya adalah hermeneutik bahwa persoalan penafsiran tak akan terlepas dari konteks tersebut. Meskipun perdebatan hermeneutik masih begitu panjang.

Lalu coba tengok saja, apa yang terjadi saat jendolan nampak dengan jelas, apakah dia saat berbicara tengang sebagai Kepala Negara dengan sepatah dua kata terhadap kasus TKI, atau juga terhadap kemiskinan, pendidikan, dan hal-hal yang lain yang berkaitan dengan persoalan kemanusian yang warga Indonesia.

Dan saat penafsiran itu hadir bertepatan dengan persoalan yang dihadapi oleh partai demokrat.

Satu hal juga bahwa posisi SBY waktu memberikan sepatah dua patah kata, memposisikan diri sebagai pembina partai demokrat. Partai demokrat yang mengalami kegoncangan persoalan korupsi, inikah yang mengganggu pikiran pak, SBY sehingga merasa kurang nyaman tidur.

Tulisan ini pernah dimuat di angkringanwarta
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. vepiTouring... - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger