Home » » Miskin Dulu, Baru Beli Premium

Miskin Dulu, Baru Beli Premium

Bersubsidi hanya untuk golongan bawah, ungkapan yang tertera di spanduk yang terpajang di tempat pembelian bahan bakar kendaraan. Dengan tulisan tersebut diharapkan mampu mengalihkan penggunaan bahan bakar premiun, dan terutama orang-orang yang dianggap golongan atas tak lagi menggunakan premium.

Ternyata negara kita memang negara kelas, serba kelas. Tapi terlepas itu semua, berbicara tentang tentang premiun sepertinya pemerintah mengalami kepusingan tujuh keliling dari kelangkaan, penimbunan, harga bahan bakar yang terus melonjak, dan sagala macam lainnya. sebelum berbicara jauh mengenai kelangkaan bahan bakar dan juga golongan bawah.

Coba tengok sebuah perumahan di Pondok Indah dengan rumah yang mentereng dan hampir terdapat kendaraan pribadi lebih dari satu, dan tengok juga sebuah jalan raya yang hampir setiap hari melintas berpuluh-puluh mobil pribadi, atau tengok sebuah mal yang hampir setiap hari dikunjungi oleh ratusan orang-orang.

Dari semua itu, muncul pertanyaan, bagaimana mungkin mengatasinya bahan bakar hanya membatasi pembeliaan bahan bakar guna mengatasi kelangkaan bahan bakar, sedangkan untuk menjalankan oprasi kendaraan membutuhkan bahan bakar. Begitupula dengan mal yang mencuat benarkah kita berada pada golongan bawah, lalu siapakah yang bergolongan bawah?

Jika benar kita berminat untuk menghemat bahan bakar, ada yang pernah berkata bahwa untuk mengatasi itu semuanya, yakni dengan cara membatasi para pembeli kendaraan, yakni dengan cara pelarangan orang yang memiliki mobil pribadi lebih dari satu. Dan tak hanya itu, mungkin dengan cara penaikan pajak mobil mewah bisa juga diterapkan, sehingga akan berpikir dua kali untuk membeli mobil.

Lalu kita kembali persoalan golongan bawah, tentunya ingatan kita belum benar-benar lupa saat pencabutan subsidi sehingga berimbas pada kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Subsidi diberikan pada orang-orang miskin, pada akhirnya orang-orangpun berebutan untuk mendapatkan kartu miskin.

Ironis memang kartu miskin memerlukan sebuah tanda pengenal, tanda pengenal yang menunjukan bahwa sesorang memang miskin. Lalu terdapat kabar di beberapa daerah yang meninggal akibat kelaparan, begitu juga kabar yang lain.

Dan saat ini kita ternyata kartu miskin pun masih dibutuhkan, lalu setiap mampir ke tempat penjual BBM kita pun menunjukan kartu tanda miskin. Dengan demikian ada pengakuan bahwa kita benar-benar miskin maka diperijinkan untuk membeli premium. Seandainya tidak demikian maka kita akan diragukan kemiskinan.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. vepiTouring... - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger