Home » » Media Buat Masyarakat Curiga

Media Buat Masyarakat Curiga

Seorang kakak sedikit membentak adiknya dengan ujaran “diajarin oleh siapa?” lalu sang adik dengan sikap yang polos menjawab “TV.” Sebuah jawaban yang cukup singkat, padat dan jelas.

Di lain waktu sebuah obrolan di warung kopi yang tanpa sengaja menyinggung mengenai “bom buku.” Dari beberapa opini yang tertera dalam obrolan malam itu, ada yang “mengukapkan pengalihan isu, dan juga sedikit analisis tentang bagaimana pandangan berupa teroris.” Kiranya tak salah juga jika mengukapkan dengan peralihan isu, bagaimana tidak sebuah media cukup sukses dengan berita seorang polisi yang secara tiba-tiba popelur hanya karena menyanyi India, lalu menutup yang lainnya.

Terlepas dari semua ini, dalam hal ini bukan hendak berbicara mengenai perahlian isu, dan bukan juga gambaran dialog yang terjadi antara adik dan kakak, atau mengenai “bom buku” itu sendiri, melainkan sedikit iseng-iseng berbicara perihal bagaimana sang adik yang kira-kira berumur 4 tahun dengan mudahnya mengutarkan kata-kata sehingga sang kakak merasa marah, dan kiranya tak hanya apa yang menimpa anak berumur 4 tahun, tapi hamper seluruh kalangan lalu bagaimana reaksi yang terbangun terhadap media tersebut.

Mungkin inilah salah satu alasan kenapa mengapa dilarang membaca koran, sebuah ungkapan yang ucapan yang kudapati kala membaca sebuah kata pengantar yang ditulis oleh Sindhunata pada sebuah buku berjudul bayang-bayang karya A. Sudiarja, terbitan Galang Press.

Dalam pengantar tersebut, menulisankan tentang di antara semua kebiasaan modern, salah satu yang buruk adalah membaca koran di pagai hari, kutipan yang diambil dari salah seorang penulis amerika yang bernama Isaac Singer yang sedang mengenang pesan ayahnya. Dan tak hanya dia, bahwa ungkapan yang serupa juga diungkapkan kembali oleh Susanna Tamoro dalam novelnya yang terkenal “va” Dove ti portail Cuore!” (ikutilah ke mana hatimu membawa)

Dia juga mengukapkan berupa alasan bahwa pada saat jiwa sesorang masih segar dan lebih terbuka, sudah mengalir padanya segala hal yang buruk yang dihasilkan dunia pada hari sebelumnya.

Jika melihat alasan apa yang telah diungkapkan. Dan melihat apa yang terjadi dari sebuah media berupa dialog sang adik dengan begitu polos mengikuti ungkapan yang ada dalam TV,dan obrolan di warung kopi dari berita bom.

Dari semuanya, saya secara iseng-iseng mencoba menganalisa tentang imbas dari media. Bagaimana seorang pemikiran sang adik begitu mudahnya mengikuti dan bagimana imbas dari berita bom.

Dari sebuah media yang akan memberikan ungkapan tersendiri sebagaimana dengan anak berumur 4 tahun, seperti halnya bom dan bukan bermaksud untuk menyamakannya, bahwa akan terdapat imbas itu sendiri, yakani yang terjadi dalam masyarakat yang penuh dengan kedamaian berubah menjadi penuh curiga saat masyarakat menerima bingkisan dari orang yang tak dikenal, ataupun juga memandang sinis terhadap orang yang tak dikenal. Memang tak ada yang salahnya dengan curiga tersebut, tapi seperti semua telah tertutup dengan ketakutan.

Seperti halnya salah satu contoh bagaimana stigma yang terbangun sehingga melarang seorang pemulung yang masuk di daerah komplek. Entah apa yang mengakibatkan perihal itu semua.

Lalu pada akhirnya masyarakat seperti dengan dibuat oleh rasa cemas, was-was, dan takut, sebagaimana perasaan itu terjadi ketika mendengar kabar mengenai sadisnya kota Jakarta, dan pada akhirnya memberikan rasa takut untuk menjajaki Jakarta.

Apakah dengan terbangunnya rasa curiga membuat media merasa behasil? Jika melihat dari tujuan dari media sendiri berupa sebagai alat kontrol pemerintah dengan sebuah berita yang menjadi hak publik, atau memposisikan sebagia pilar keempat dalam demokrasi.

Lantas apakah media telah menjalakan itu semua? Tapi, yang jelas bahwa orang yang berkerja di sebuah media merupakan penyampai pesan, pesan yang seperti apa? Dalam hal ini sering menjadi perdebatan. Semoga saja para media masih mampu mempertahan idealismenya terutama dalam pemberitaan, Cuma sekedar beraharap menciptakan opini publik atau sekedar membuat cemas
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. vepiTouring... - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger