Home » » Benarkah telah merdeka?

Benarkah telah merdeka?

Sudah 65 tahun Indonesia terlepas dari penjajahan, semenjak memproklamasikan kemerdekaannya pada tahun 45. Dengan tegas sang proklamotor berbicara tentang penghapusan segala bentuk penjajahan.

Tentunya bagi siapapun sepakat dengan pengahpusannya dan hidup merdeka, namun bernakah penjajahan telah terhapus dan kita merasa merdeka?

Kata merdeka itu sendiri dalam kamus bahasa Indonesia berarti bebas (dr perhambaan, penjajahan, dsb); berdiri sendiri, tidak terkena atau lepas dari tuntutan, tidak terikat, tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu; leluasa.

Lalu bagaimana dengan seorang anak pertama dari empat saudara keluarga Tabrani, anak itu bernama Bambang Rizki Saputra berumur 20 tahun. Dalam kesehariannya ia bersikap seperti anak-anak sebaya, namun seketika semua berubah.

Perubahan itu terjadi semenjak peristiwa penggusuran yang terjadi pada tahun 2009. Penggusuran yang melanda berbarapa bangunan rumah warga yang berada di Depok samping stasiun Depok baru, tepatnya jalan Arif Rahman hamkim gang kemuning 1 RT 01/19 kampung lio Depok. Dari penggusuran yang tersisa kini tinggal 3 KK dari 44 KK, salah satu bangunan yang masih tersisa adalah keluarga saya.

Hal ini, lah yang membuat saya merasa cemas, terutama saat malam tiba. Cemas saja, jika rumah yang saya tempati dari nenek hingga sekarang secara tiba-tiba digusur tapat kala saya sedang tidur, atau tidak sedang berada di rumah. Pikiran itu terus saja merasuk dan mengusik pikiran, yang jelas saya merasa diteror.

Dan tak hanya itu, saya sebagai penduduk pribumi dengan tanah resmi juga merasa dirugikan dengan hilangnya pendapatan hasil dari uang sewa kosan berjumlah 8 pintu dengan biaya perbulan Rp 500.000 dan sebuah sewa warung dengan harga sewa Rp 1000.000, dari penghasilan itu digunakan untuk biaya pendidikan saya dan ketiga adik nantinya, untuk sat ini saya sendiri dan untuk saat ini saya masih terdaftar di Uneversitas UIN Jakarta, fakulatas ekonomi. Selain itu juga digunakan untuk keperluan yang datang secara tiba-tiba seperti kesehatan.
Kepana para penyewa itu pergi? saya pernah bertanya, tapi tak menemukan jawabanyan. Salah satu penyewa yang pernah saya tanyakan perihal keputusannya tentang kenapa pindah sewa warung, orang itu hanya berdiam. Mungkin mereka merasa takut.

Hilangnya pengasilan tersebut, kami menggantungkan satu-satu pengahasilan keluarga yakni, berjualan di pasar. Dari hasil yang didapat kami gunakan yang biasanya hanya untuk kehidupan sehari-hari dan sekarang digunakan juga untuk keperluaan yang lain.

Dan untuk saat ini, saya tak mengetahui apa yang harus kami lakukan, dan mau mengadu kesiapa? Tapi, yang jelas kami masih menolak dengan penggusuran ini. banyak hal yang membuat saya menolak untuk penggusuran ini salah satunya berupa tempat tinggal, kami akan kemana?

Lalu untuk alasan kenapa mereka yang telah merelakan rumahnya digusur, entahlah kenapa mereka merelakan tempat tinggalnya diratakan dengan tanah. Mungkin salah satu alasannya mereka takut dengan ancaman, apalagi mereka mempuanyai kekuasaan.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. vepiTouring... - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger