Home » » Perempuan pengembara

Perempuan pengembara

Ia pergi bersama angin mencari kangen, kangen pun menjelma menjadi segala apapun. Umah, Umah, siapa sebenarnya umah? Kain putih yang menutupi sekujur tubuh perempuan. Ia berjalan lalu berdiam seperti sedang merenung, dan mengakui dirinya sebagai Umah.

Iringan alat musik mungil (ukulele) yang dimainkan tubuh besar dengan bobot 150 Kg telah memanggil Umah. Yang sebelumnya juga telah ada seorang laki-laki berjalan sambil memutar-mutar badannya dengan tangan memegang sapu. Tak lama kemudian tiga orang datang ke atas panggung, mereka mengagukan kepalanya setiap beberapa langkah dan terus berulang kali, dengan tangan memegang wayang. Kata-kata tumpak ting-ting jos sebagai salam pembukaan saat pertunjukan, pertunjukan selama setengah jam cukup membawa penonton terlarut dalam lakon Umah yang dibawa Slamet Gundono. Sosok yang sebagian orang sudah mengenalnya melalui stasiun telvisi (TV) Trans 7.


Pria asli Slawi yang sekarang bermukim di Tegal hadir memeriahkan Program Pengenalan Studi Almamater (Propesa). Hawa dingin sisa-sisa hujan yang mengguyur perkampungan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) selama kurang lebih setengah hari seketika berubah menjadi hangat dengan gelak tawa. Umah lahir dari keadaan sosial dengan persoalan ekonomi yang membawa ia mengembara untuk mencari kebutuhan. Lalu siapakah Umah, apakah ia benar-benar Umah, atau apakah anda. Ternyata ia hanya simbol dari Perempuan yang seharusnya diagung-agungkan, dan siapa pun bisa menjadi Umah ketika hal itu menimpa pada dirinya.

Dalam pengembaraan ia bisa ada di Truk, di politisi, bahkan di Kampus dan di manapun. Umah hadir menimpa perempuan-perempuan di Indramayu. Saat itu, Slamet menyaksikan perempuan umur 20 tahun bercerai dan menghasilkan anak setelah 3 tahun berumah tangga.

Dengan semangat kesenian yang sudah seharusnya menyampaikan pesan, meskipun dalam penyampaian pesan sendiri dibutuhkan proses. Mungkin bukan saat ini penonton dapat menafsirkan apa yang diperankan, sama seperti butuh proses untuk memunculkan keadaan sosial kedalam panggung. Dan ini baru pembukaan yang telah disiapkan selama 1 tahun.

Rasa lelah membuat ia lekas pergi menuju penginapan, setelah INSTITUT menanyakan perihal siapa Umah (3/10)? Selepasnya tak membuat acara langsung berhenti, penampilan kembali berlanjut dengan beberapa orang yang mengeluarkan suara yang keluar dari alat musik secara berbarengan dengan salah seorang menjadi vokalis, yang menjadikan terasa kian hangat. Dan sempat membawa suasana berubah tegang saat akhir pertunjukan teater Syahid.

Dengan secara tiba-tiba datang seorang laki-laki marah saat seorang mengakui pengakuan cinta. Dan tibalah dipenghujung acara, dengan penutupan acara berakhir sudah rangkaian Propesa yang berjalan selama 2 hari.

tulisan ini juga dimuat di terbitan INSTITUT
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. vepiTouring... - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger