Home » » Perkenalan dengan Umar Kayam

Perkenalan dengan Umar Kayam

Siapa Umar Kayam? Waktu membawa jarak antara aku dengan dia. Aku hanya bisa mengenal kepribadian dari bentuk karya-karnya yang ditorehkan pada secarik kertas, hingga mencapai beberapa halaman. Hanya sebatas itu, tak ada perkenalan istimewa, seperti persahabatan yang diawali dengan secangkir kopi.

Ia memperkenalkan diri dalam bentuk candaan yang buat terkekek, terkadang juga merasakan sedih, tak jarang jua ku dapatkan perasaan bertanya-tanya atas tulisan tersebut.

Perkenalan berawal melulai sebuah novel yang berkisah mengenai “priyayi” dengan tokoh latip sebagai pemeran utama, untuk selanjutnya aku mulai berkencan dengan tulisan yang terangkum dalam “Titipan Umar Kayam”, tulisan yang tertera dalam kolom di majalah tempo yang telah dibukukan. Di dalam beberapa tulisannya, dengan gaya yang sederhana, dan tak jarang ia bercerita mengenai keluarganya, yang seakan menjadi wakil dari masyarakat yang ada.

Aku mulai bergulat dengan pemikiran, banyak dari kisah-kisah perwayangan sebagai bagian dari budaya jawa dan berujung kepada kritikan sosial. Sebagaimana yang tertera dalam lembaran halaman 55 yang berjudul tentang “Babat Alas Wanamarta”. Yang mengisahkan pembangunan kerajaan, babat dalam pengertian menghancurkan, alas berarti hutan, dan wanarmarta nama hutan.

Kerajaan yang akan didirikan di hutan wanamarta dengan cara meluluhlantahka penghuni yang ada di hutan tersebut. Dari pohon, binatang buas, jin. Yang pada akhirnya beridirlah kerajaan pandawa dengan ijin bahtara guru.

Lantas apa hubungan dengan kritikan sosial tersebut? Dalam pembangunan, tanpa sungkan-sungkan menghancurkan pemukiman yang telah terkandung nilai-nilai sosial, budaya masyarakat yang telah tertanam dalam kehidupan sehari-hari.

Selain kisah itu, sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, mengenai peristiwa yang terjadi di keluarganya, berupa kisah seorang anak bontot yang gemuk dan selalu siap menghadang bila tukang siomay lewat. Dengan gesit ia berlari mengejar tukang siomay tersebut, maka siomay pun menjadi makan faforit.

Selang beberapa hari si bontot tak melakukan aktifitasnya saat tukang somay berteriak may. Dengan rasa keheranan mengapa. Dengan berujar bahwa daging somay telah diganti dengan daging kucing. “dari kamu tahu”? “ dari emba” kakak perempuan dari bontot tersebut, dan kini telah menjadi mahasiswi.

Setelah dipanggil emba, lalu ia menceritakan dia tahu dari pembantu, dan pembatu menuturkan hal yang serupa. apakah benar keadaan masyarakat hingga ke lingkuangan keluarga mengenai fakta, isu hingga menjadi gosip.

Hal yang tak terkira dalam bacaan tersebut. bagaimana Umar Kayam mengakat hal-hal kecil sebagai inspirasi untuk diangkat ke permukaan. Bahwa begitu banyak persoalan-persoalan yang melanda masyarakat dengan kemungkinan tanpa diketahui oleh masyarakat itu sendiri.

Memang dalam buku itu, tak mengutarakan mengenai masyarakat. Hal ini, lah yang menjadi sebuah daya tarik tersendiri. Ketika pembahasan kita, terasa jauh dengan masyarakat sekitar dengan penjelasan mengenai gambaran mengenai pengamatan pemuda kota terhadap desa.

Dan tak ayal jika suatu ilmu tak berarti ketika tak memiliki kepekaan terhadap sekeliling. Apakah pemimpin pernah merasakan tidur dengan bau sampah, dan perasaan was-was ketika atap rumahnya tiba-tiba datang hujan atau mesin-mesin penghancur rumah.

(Sekret 3 Agustus 2010)
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

2 komentar:

  1. wah, saya ketemu umar khayam dah lama banget, mas. tapi cerpen2nya sangat aku sukai!

    BalasHapus
  2. aku juga suka karyanya, tapi sayang belum pernah ketemu.makasih

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. vepiTouring... - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger