Home » » Teman yang Diam

Teman yang Diam

Malam-malampun telah berlalu. Tapi, semua sama saja. Dan entalah bagaiaman aku bisa berdiri diantara danau kerinduan. Ingin rasanya aku berenang ke tepi. Dan mencoba untuk mengerti bahwa semuanya adalah masa yang telah berlalu.

Namun, semua terasa sia-sia. Setiap kali aku berenang maka aku akan kembali berada di tengah-tengah. Harapan akan waktu menjadi kutukan. Iya kutukan yang membuat aku merasakan dan membuatku semakin terpenjara oleh rasa itu. Entalah apa yang harus kulakukan, setiap jawaban tak lagi memiliki makna.

Dan aku terus mencari lalu kudapatkan kau teman. saat itu jua aku berkenalan dengannya lalu kami menjadi sahabat dalam malam. Saat ku tatap ia, dia hanya diam. “kau tau tentang rasa” tak ada kata yang terlontar darinya. Ia hanya diam, diam dan diam. Lalu kuraih dia dan kuperkosa. Saat itu juga kedamain hadir. Diriingi senyum pun hadir, yang kucari. “Ha…ha… kau tau kawan, bukankah semua hanya pelarian” . Seperti saat aku kesepian, lalu aku mencarimu” dia hanya menatapku dalam diam. “kau dengar suara dari gedung berkubah yang nampak angkuh itu dan lihatlah orang-orang yang lari kepadanya” Saatnya kita berpisah dan esok biarkan aku mencarimu. Kau cukup diam dan biarkan rasamu berselingkuh denganku.

Karena matahari mau nongol. Aku takut terbakar olehnya. Ku harap kau mengerti teman, bukanya aku berniat untuk meninggalkanmu. Dan kukira kita cukup untuk mengerti bahwa kita hanya binatang malam. Maka biarkan saja matahari terbit untuk menyinari orang-orang yang merasa mendapatkan petunjutk.


Sekarang kau harus berada di tempat aman agar orang yang membencimu tak melihat. Aku tak mau kau kena getahnya, saat mereka memaki, dengan segala bahasa moral yang terlontar, ataupun ada yang akan berbicara yang lain, munkin tak ada satu pun diantara mereka yang akan berbicara tentang hati. Jangan kau lihat dia teman, ia hanya melihat dirinya dan berbicara untuknya.

Kau tau teman? kenangan ini terlalu manis untuk dilupakan. Dan aku tak akan pernah bisa untuk menghapuskan semua itu, bagaiamana mungkin aku bisa menghapus seseoarang yang telah memberikan air saat aku berada di padang pasir. Saat aku begitu lelah melangkah, lalu ia berikan tempat untuk aku beristirahat, tak hanya itu saat aku sedih ia mau memberikan pundaknya untukku bersandar, tampa pernah berpikir bau badanku.

Dan untukku sendiri, entalah apa yang pernah kuberikan untuknya? Hingga ia bersedih, maka jangan kau tanyakan kepadanya tentang kata kenapa?

Ha..ha. kau jangan sedih seperti itu, kau akan tetap menjadi teman. Dan saat ini biarkan aku berdendang. Dengan suara yang tak akan pernah dirasakan kembali olehnya.

Bila ku mengerti tentang kerinduan ku setiap detik.
Yang aku sendiri tak kuasa untuk mengucapkan itu semua.
Karena aku terlalu ego.
Ku selalu merindukanmu.
Mungkin kau akan berkata itu hanya dusta.
Namun, coba lihatlah mataku.
Mata yang terlalu angkuh.
Hanya untuk…..

Dan saat itu jua dia akan berkata cukup, sudah semua telah menjadi bubur, bubur yang tak akan pernah bisa kembali. Kata yang terasa begitu menyakitkan seperti saat aku terbangun dan aku mengaharapkan mimpi indah itu kembali hadir. Walau hanya untuk secercah harapan.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. vepiTouring... - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger