Home » » Sampan itu, Tempat Bergantung

Sampan itu, Tempat Bergantung

Matahari memancarkan warna, dari pancaran warnanya banyak orang yang tergila-gila padanya. Ada yang yang berlari ke laut lalu mencatat tentang matahari itu, lalu diberi nama senja, ada juga yang memotret. Begitupula dengan saya, saat itu, saya melakukan perjalanan bersama teman saya.

Untuk teman saya, ia adalah orang yang menyukai foto. Oleh sebab kesukaanya maka, ia bertujuan untuk memindahkan peristiwa pada kameranya. Setelah menghabiskan berjam-jam lamanyan, akhirnya sampai juga ditujuan.

Angin menyambut kedatangan kami, deretan kapal berjejer dengan rapih. Diantara deretan kapal terdapat orang-orang yang sedang beraktivitas, ada yang memindahkan karung dari truk ke kapal hanya dengan melintasi sebilah papan sebagai penghubung antarnya. setiap orang yang mengakut karung dengan beratnya mencapai 50 kilo, akan bertabur warna putih, hal itu disebabkan isi dalam karung tersebut.

Akitivitas itu tersebut masih tetap berlanjut hingga matahari telah benar-benar lenyap atau bahkan entah sampai jam berapa? di sela-sela kapal besar tersebut, telah nampak sesorang yang telah berambut putih, ia berdiri di atas perahu kecil, sambil berujar untuk menawarkan terhadap setiap pengunjung di pelabuhan Sunda Kelapa agar mereka mau untuk menaiki perahunya.

Setalah dihampiri barulah tahu bahwa perahu tersebut bernama sampan, dan saat orang yang menaikinya, barulah ia akan mendayung. lelaki itu, berasal dari NTT, dengan logatnya ia mengucapkan bahwa hanya dengan uang Rp 10 Ribu, murah, maka kita akan diajak untuk melihat beberapa kapal besar dan segala macam keindahan dan kekurangan atas Sunda kelapa.

lelaki itu, semenjak merantau ke Jakarta banyak hal yang telah ia lakukan dari menjadi kuli belabuhan, hingga pengendara sampan. sudah hampir hampir 5 tahun menggantungkan diri sebagai sampan, dan sekarang untuk menjadi penarik sampan terasa sukar dengan rejeki hanya cukup untuk memenuhui kebutuhan sehari-hari terkadang tak cukup. "mungkin karena pengunjung Sunda Kelapa telah banyak yang berkurang." ungkapnya

Tapi, mau kerja apa lagi, jika masih ada tenaga mungkin saya akan menjadi kuli kembali. sekarang tenaga saya tak sekuat dahulu, dan sampan ini, merupakan satu-satunya tempat untuk menggantungkan hidup.

akhirnya kami putuskan juga menaiki sampan tersebut, dan dengan kealihan mendanyung sampan itu bergerak menyelip di anatara kapal pengakut barang. lalu pada akhirnya Sampan berhasil berada aliran air yang menghubungakan ke laut, airnya terasa kotor, banyak pelastik yang mengapung. apakah ini yang merupakan salah satu alasan yang mengakibatkan jarangnya pengunjung pelabuhan. kutatap temanku, ia masih asik asik menjepret segala macam aktivitas orang-orang yang ada di pelabuhan.

Sampan itu terus melaju sampai pada sebuah menara, ada perasaan takut saat ombak kecil menghantam sampan itu. saya hanya tertawa, sekali lagi teman saya masih sibuk dengan kameranya. Sedangakna sang pengendara sampan mendayung rejiki yang di dapati dari sampan tersebut. Lalu setelah kembali ke darat, kami pun pergi meninggalkan pemilik sampan tersebut. begitupula menginggalkan segala kenangan yang ada di pelabuhan yang bernama Sunda Kelapa dengan segala mesteri yang pernah terjadi
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

2 komentar:

  1. sunda kelapa, sebuah nama yang amat bersejarah. di sini ternyata juga menyimpan kenangan buat pendayung sampan.

    BalasHapus
  2. sunda kelapa menyimpan segala mesteri yang telah terjadi, dan mungkin sampai saat ini belum terungkap.
    terimakasih

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. vepiTouring... - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger