Jangan percaya pada tulisan ini, tapi percayalah pada iklan. Dan jika belum juga percaya maka iklan tersebut akan membuatmu terasa begitu begitu menggoda. Berbincang mengenai iklan, apa sebenarnya iklan tersebut. Dari kata menggoda, apa yang sebenarnya membuat menggoda? Apakah kita tergoda dengan produknya, dengan bintang iklan, atau dengan keduanya. Terutama dalam hal-hal yang berbau kecantikan.
Kata cantik seakan telah menyihir orang, mungkin awal mulanya kata menggoda tak pernah mempan untuk menyihir para pembeli, tapi selanjutnya, saat imajinasi kita bermain dengan kata cantik itu sendiri. saat seorang yang menjadi bintang iklan dengan penuh kesempurnaannya lalu ia menjadi idola oleh beberapa orang, seakaan terciptanya kesempuranaan tersebut disebabkan oleh produk yang diiklankan.
Tak hanya itu saja kesempurnaan telah menyerap pada iklan. Sehingga seketika itu pula, kita membeli iklan. Lalu kita akan membanyangkan menjadi orang yang berada di bintang iklan. Benarkah demikian, silahkan anda coba saja.
Apa yang mengakibatkan kita tergoda lalu pengkonsumsi iklan tersebut? hal ini merupakan sebuah jawaban dari kegelisahan kita, kegelisahan yang tercipta tanpa disadari. Dan untuk menjawab kegelisahan salah satu caranya adalah dengan membeli produk tersebut.
Tapi terlepas dari itu semua, apa yang hendak saya katakan bahwa kata kecantikan telah menjadi kesepakatan umum. Lalu apakah sesoarang masih memiliki keberanian (percaya diri). Dan pada akhirnya tak lagi identitas yang hadir adalah banyangan dari banyang, banyangan dan mana yang asli tak lagi diketahui. Mengenai hal tersebut Jean Baudrillard (27 July 1929 – 6 March 2007)menyebutnya dengan simulcra.
Siapa Budilard, sedikit saya akan memberikan sebuah gambaran mengenainya. Ia adalah merupakan seorang filosof, sosiolog, politik. Dari beberpa pemikirannya, salah satunya ia membahasa tentang simulcra. Maka untuk itu pula, ia akan mengucapkan selamat datang, selamata datang di dunia hiperrealitas, yakni realitas yang berlibihan-lebihan. Atas berlibahan tersebut setiap orang menjadi buta akan realitas yang sesungguhnya.
Layaknya kata kecantikan itu sendiri, apa sesungguhnya makna dari cantik itu sendiri? dengan penggambaranya yang sedimikian berlebih-lebihan tentang kata cantik yang pada akhirnya pemaknaan yang sesungguhnya telah hilang. Dan hampir setiap orang menggambarkan tentang kata cantik adalah bahwa orang yang putih, bla, bla, segala macam. Dan kata “putih” telah mengalami menjadi kesepakatan umum sehingga orang yang bukan putih, di luar dari putih adalah ...................... Maka agar sesorang untuk mencapai tahap putih, lalu seandai ia telah berhasil
Dan jika pada akhirnya setiap orang berbicara bahwa yang cantik sebagaimana yang telah disinggung, lalu adakah sebuah kecantikan yang bersifat relatif? Relatif yang merupakan sebuah penilaian dari masing-masing individu untuk mengatakan tentang kata “cantik”.
Dengan hadirnya sebuah gambaran tersebut, maka tak salah jika anda berharap untuk mendapatknya, seperti halnya saya. Dengan banyangan untuk mencapai “putih” lalu setelah mendapatkan keputihan tersebut maka saya akan menjadi idola. Oleh sebab itu, maka saya telah memberi beberapa produk keputihan. Dengan kata-kata yang melebihi sikolog yang ada, “dengan memakainya anda akan mendapatkan wajah putih bersinar dalam waktu ....................minggu.
Home »
» Manusia yang Tersihir
Manusia yang Tersihir
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website
0 komentar:
Posting Komentar