Home » » Lahan Penyambung Hidup

Lahan Penyambung Hidup



Pancaran lampu dengan warna benderang menghiasi malam. Para penjajak menghidangkan makanan dengan berbagai macam masakan khas. Bunyi klakson kendaraan yang tak sabar, berpadu dengan suara bajai dan kendaran umum lainya. Mereka seperti saling saut-menyaut. para penjalan kaki yang melintas ruas jalan dengan membawa kantong pelastik.

Mereka keluar dari bangunan yang tertera WTC mangga dua. Lengkap dengan papan brosur, yang tanpa kita ke dalam telah mengetahui ada berbagi jenis perbelanjaan. Seruas jalan, yang berukuran satu kendaran pribadi menghubung antara jalan umun ke tempat perbelanjaan tersebut, yang digunakan sebagai pintu ke luar. Di sampin terdapat kali yang berwarna hitam pekat dan terdapat sampah yang menggenang.

Saat itu, kami berdiri di jembatan yang menghubungkan antara samping kanan-kiri jalanan raya. Di sebelah kami terdapat celah panjang yang menghubungkan dengan halte busway.

Jam tak terasa telah sedikit melawati angka 08 dengan menit menunjuk angka 30. akhirnya kami melangkah menuruni tangga jembatan. Kaki kami melangkah pada sebelah kanan di mana saat kami menuruni tangga tersebut.

Entah langkah keberapa tiba-tiba terhadang palang kereta. Tak lama berselang kereta pun meluncur. Saat plang seperti kendaran yang terhenti sesaat. Kami pun melanjutkan perjalanan. Dan entah mengapa ada keinginan untuk menyelusuri rel tersebut.

Yang terdapat jalan yang entah menuju kemana, yang berukuran cukup dua kendaraan melintas. Dan kira-kira 500 M terdapat cabang. Akhirnya kami memilih untuk ke kiri.

Tak seperti saat kami berdiri di jembatan penyebrangan. Berderet rumah yang beratapkan dan berdindingkan seng. Tiap rumah satu dengan yang lain hanya terbataskan oleh seng.

Di depan rumah mereka terdapat ibu-ibu yang membetuk segitiga dan tepat di depannya terdapat tumpukan gelas dan beberapa karung yang terisi olehnya. Tangan kanan memegang pisau dan tangan kirinya memegang gelas. Sambil memutarkan pisau mereka yang sedang asik membersihkan sisa-sisa pelastik dari yang menempel sebagai tutup minuman gelas plastik. Dan jauh darinya terdapat beberapa orang yang asik melipat-lipatkan besi pipih.

Kami kami terus melangkah, saat kami menemukan celah jalan. Dan kami sampai pada samping jalan kerata. Yang letaknya di balik kawasan perbelanjaan mangga dua. dan pemukiman tersebut. Jalan kereta sebagai pembatas dari ke dua tempat tersebut.

Tak selang beberapa saat terdengar bunyi tu......t dan sorot tajam lampu yang terus menghampiri kami. Dalam hitungan detik akhirnya ia melintas tepat di samping kami dengan membawa beberapa gerbong-gerbong. Dan tak jauh dari kami berdiri terdapat anak-anak yang sedang asik bercanda.

Hal ini mengingat pada tanyangan tentang penggusuran yang sering kali di lakukan oleh Satpol PP. Dengan alasan agar terjadi penertiban. Sebagaimana yang telah tertera dalam Peraturan Daerah No.8 Tahun 2007 Tentang Ketertiban Umum (Perda Timbum) yang terdiri dari 16 Bab dan 67 pasal.

Dalam hal ini Bab VII mengenai tertib bangunan yang salah satu berisi larangan mendirikan bangunan di rel, trotoar, bantaran kali dan daerah kawasan sutet. Jika ada yang melanggar tentunnya akan dikenakan sanksi dari kurangan enam bulan ataupun denda 20 Juta sampai 50 Juta.

Namun, sisi lain dari semua. Terlepas mengenai sebuah bangunan yang melanggar. Bagaiamana tersedianya lahan yang dijadikan tempat untuk menyambung hidup. Terutama dalam memunuhi kebutuhan pokok dalam kehidupan berupa papan, sandang, pangan.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. vepiTouring... - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger