Home » » Penyuci Otak

Penyuci Otak

Jum’at (21/08)Udara dingin yang jarang sekali didapat di kota besar, seperti Jakarta. Entah mengapa obrolan sesat terlintas begitu saja. Sebelum magrib aku membonceng kepada teman mengendari Sepeda Motor. Setelah meminjam helem, akhrnya kami berangkat. Dipertengahan jalan akhirnya aku berhenti untuk mengisi perut yang semenjak tadi siang belum terisi.

Sebatang roko sebagai penutup dari istirahat kami. Kami melaju dengan kecepatan 80 KM. kadang ke luar dari benak “jika harus jatuh dan mati, ya udah ah terserah” akan lari kemana?

Dan saat tiba-tiba di jalan keluar dari TOL jagorawi kami dihadang oleh hujan. Atas masalah tersebut akhirnya kami mampir di SPBU. Temanku pergi ke Moshola dan aku ke toilet. Setelah semua selesai akhiryan hujan pun ikut selesai. Kami melanjutkan perjalanan. Kira-kira baru lima meter hujan pun kembali datang. Dengan ketakutan akhirnya kami mengulang seperti tadi, hanya tempat berteduhnya saja yang berbeda. kali ini kami berteduh di depan warung. Sebatang roko kembali kembali kami hisap dengan harapan tak terlalu dingin. Aku menemui pemilik toko untuk meminta plastik, sudah dua warung yang kudatangi untuk pertama hasilnya nol barulah yang kedua.

Barang-barang yang punya nilai rasa takut lebih besar aku masukan ke dalam plastik। Dan hujan kami terobos agar segera sampai tujuan. Udara makin dingin dan penyambutan jalan penuh dengan tikungan. Aku menyaksikan ke sebelah kiri terdapat begitu banyak cahaya lampu yang begitu indah.

Dan kami tiba di mesjid Attaun kira keteka mereka sholat tareweh. Aku duduk menikmati jagung bakar yang seharga Rp 4000,00 dan temanku pergi ke Masjid. Lalu rasa haus dan tampa bepikir panjang aku melangkah dan mampir disalah satu penjual ubi cilembu dan selain itu terdapat minuman panas. Akhirnya aku memesan teh manis. Tak lama berselang akhirnya tiba-tiba dering HP terdengar dan dilanjutkan dengan “dimana lo, gw di dekat motor” akhirnya aku pergi menemuinya dan ternyata ia sedang asik menyantap gorengan. Dan tangan aku juga mulai ikut.

Ahirnya kami berjalan ke tempat penjual ubi tersebut. lalu kami memasan teh manis untuk ke dua kalinya. Udara makin dingin kupulan asap roko tak henti-hentinya. Obrolan ngalur-ngidul saling sambut-menyambut diantara kami.

Akhirnya segelas bandrek susu tersedia di meja kami. Dengan ubi cilembu setengah kilo. Dini hari akhirnya kami memutus untuk kembali ke Jakarta. “Gila dingin baget” aku meminta berhenti untuk sekedar memotret cahaya lampu. Sanyang kamerea tak bisa menangkap semua itu.

Jarang sekali mendapatkan udara segar. Sengaja kami datang ke sini hanya untuk memanjakan pikiran, jengah dengan rutinitas, merenung apa yang telah terjadi. Sudah terasa penat dengan semua yang sedang melanda kehidupan aku, seperti mengistal komputer. Akhirnya otak setelah segar akhirnya menghadipi rutinitas gw cuman ingin tenang.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. vepiTouring... - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger