Home » » Silahkan, Ambil saja kok

Silahkan, Ambil saja kok

Berbicara tentang peristiwa yang terjadi pada diri sendiri tak akan terlepas dari perasaan suka, duka, lucu, dan hal yang lain. Mengenai hal tersebut, setiap orang tentunya memiliki ceritanya masing-masing. Untuk hal itu saya bukan hendak untuk berbagi cerita tentang peristiwa yang terjadi, tapi semoga saja cerita yang akan saya paparkan dapat memberikan hikmah.

Mengenai peristiwa yang akan saya certiakan terjadi pada suatu pagi, tepatnya pada hari kapan saya sudah melupakan, tapi apa yang terjadi masih terekam dengan jelas.

Waktu itu, menunjukan pukul menunjukan pukul 08.00 bertepan dengan kemacetan yang sudah bukan menjadi rahasia umun tentang kota Jakarta. Saya bersama seorang perempuan yang menumpangi Bus Konwantas Bima bernomor 510 jurusan Kampung Rambutan-Ciputat, bagi mereka yang sering melihat atau memakai jasanya tentu sudah paham benar dengan kondisi di dalam Bus tersebut, terutama pada jam kerja. Dan untuk bus tersebut, mereka juga sering menyebutnya dengan sebutan 510.

Kami menaiki kendaraan tersebut dari daerah Pasar Rabu, setelah berapa lama berhenti akhirnya kendaraan itu melaju. Keadaan di dalam yang berdesakan penumpang terasa sukar untuk bergerak. Setiap orang yang berada di dalam memilih untuk mencari posisi yang enak walau hanya untuk berdiri.

Walau keadaanya begitu menyesakan, tapi kenapa penumpang masih mau untuk menerima jasa angkutan itu, mungkin salah satu alasannya, yakni cepat sampai pada tujuan. Hal itu juga yang menjadi alalasan kami, kenapa kami mau berdesakan.

510 melaju dengan kecepatan yang lumanyan kencang, dalam perjalanan tersebut secara tiba-tiba orang keberadaannya tepat di sampingku, yang terus saja merapatkan badannya, seakan hendak mencari posisi yang enak, sedangkan saya berusaha menahan posisi agar terjatuh dari desakanya.

Orang itu, berukuran badan lumanya cukup tinggi untuk ukaran orang Indonesia, penampilan juga rapih, dengan menggunakan sebuah kemeja langan panjang. Dari tampangnya yang cukup lumanya menunjukan orang tersebut seperti orang kantoran.

Pada awalnya saya kurang memperhatikan sosoknya, dan baru merasakan keberadaan tatkala saya merasakan ada sesuatu yang masuk ke dalam saku celana saya. Tangan itu seperti sudah begitu mahir benar. Mataku mulai menatap wajah dari pemilik tangan itu.

Dan saat tangan itu, masuk ke dalam saku saya, tepat ketika 510 hendak keluar dari Tol dan hendak sampai di terminal Lebak Bulus. Sambil berusaha mengingat apa saja yang ada dalam saku celana. Secara perlahan tangan saya bertindak untuk mengapit tangannya, sambil berguman silahkan saja ambil apa yang ada dalam saku celana, sambil membatin cuman ada uang seribu, doang, Saya juga naik bus ini diongkosin oleh orang yang naik bus bersama saya.

Kutatap wajahnya yang terlihat air yang keluar dari pori-pori kulitnya, lalu lenganya mengambil saputangan dari saku kemejanya, lalu ia mengelap keringat diwajahnya. Sambil menengok kanan dan kekiri secepat akhirnya ia keluar dari bus. Sedangkan saya hanya tertawa-tawa kecil atas apa yang telah terjadi, ternyata tampang yang rapih tak menjamin prilaku.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

2 komentar:

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. vepiTouring... - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger