Home » » “Remeh temeh”

“Remeh temeh”

Kata yang aku dapat tatkala aku mengunjungin blog seorang sahabat, tulisan itu tertera dalam judul blog seorang. Mengenai kata “remeh temeh” entah apa yang diharapkan, apakah ia hendak mengakata hal-hal yang kecil, atau yang hampir sebagaian orang mengagapnya remeh? Ada apa dengan remeh temeh, yang jelas mengetahuinya adalah pemilik dari blog sendiri.

Jika yang remeh diartikan kecil dan kecil hadir karena ada yang besar, lalu yang besar seperti apa dan yang kecil juga seperti apa? Yang kecil adalah ukuran dan yang besar jua demikian. Besar pada mulanya kecil, seperti pepatah berbunyi tak mungkin besar jika tak mulai dari kecil. Dan tentunya semua ada dalam proses untuk menuju yang besar itu. Sama halnya pendaki, seorang pendaki mungkin langsung mencapai ke puncak, tapi dari beberapa orang sangat sadar untuk itu, tapi apakah benar-benar sadar.

Masih berbicara tentang kata kecil, kecil merupakan berbandingan besar. Besar adalah kecil, kecil adalah besar. Tapi, yang kecil seringkali terlupakan. hal ini bisa saja disebabkan bahwa yang kecil terlalu biasa dan kurang menarik, karena yang kecil sulit terlihat, kurang menarik, sedangkan yang besar yang besar terlalu mudah untuk dilihat. Untuk apa pula mengakat yang kecil jika yang besar ada di depan mata. Dan yang besar terlalu mengoda untuk mendapatkan dengan berfikiran setelah mendapatkan akan merasa besar dengan segala hal-hal yang besar.

Benar juga bahwa telah melupakan hal yang keci, hal-hal yang benar-benar sederhana, namun itulah dengan sendiri menjadi besar seperti halnya peristiwa yang baru beberapa hari terjadi , ada pada suatu hari orang menjerit diiringi tangisan sejadi-jadinya karena anunya kena tongo. Tongo benatang begitu kecil dan jika orang kena olehnya akan berimbas besar dan masih banyak yang lain untuk contoh.

Lalu setelah itu lenyap dan hilang entah kemana? ungkapan sehari-hari yang telah begitu sering diungkap akhirnya berlalu begitu saja. Apakah benar bahwa jarang-jarang orang yang mempunyai kepekaan untuk mengakat hal-hal yang kecil menjadi besar dengan proses kreatifnya.

Untuk ini, aku hendak memberi contoh, yang aku sendiri tak mengetahuinya secara gamblang. Aku memberi contoh seperti halnya tulisannya Sindhunata yang mengakat tema tentang “rambutan” (baca: Burung-Burung di Bundaran HI).

Kenapa Sindhunata mengakat rambutan, kata rambutan merupakan sebuah ungkapan yang biasa yang sudah tak asing melihatnya hingga tak menyadari apa yang terjadi terhadap rambutan itu sendiri. Di sinilah kiranya menjadi besar saat rambutan dilihat dari sisi kemanusian dengan berbagai segala sisi baik dari segi sosial, politik dan segala macam yang melanda pada masyarkat.

Bagi yang telah membacanya karya Sindhunata tentunya lebih mengetahuinya apa yang dimaksud dengan berbicara tentang rambutan. Tapi melepaskan apa itu lebih mengetahui atau hanya sebatas tahu terhadap tulisan tersebut. Bagiku yang menarik adalah bagimana Sindhunata dapat mengakat kehidupan sehari-hari.

Sindhunata tetaplah Shindunata dengan kepekaan mengakat hal sederhana yang samar terlehilat karena telah menjadi kehidupan sehari-hari, seperti kata “rambutan”. Jika orang yang pernah membaca ia akan berkomentar seperit apa?

Lalu mana yang kecil dan mana yang besar? tak ada kecil dan besar, kecil dan besar hanya lintasan yang berlalu begitu saja.


kosan,22/1/2011
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

1 komentar:

  1. tentang remeh-temeh ditulis dengan sederhana, tapi ngajak kita refleksi. wah, menarik tuh shindunatanya. kapan dipinjemin...? hehehe

    salam remeh-teme hhttp://ceritaremeh.blogspot.com/2011/01/diving-kepada-tuhan-menipu-kepada.html

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. vepiTouring... - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger